Kamis, 27 Juni 2013

Ketika bulan mulai
menyapamu. Dalam kegelapan
malam dan sepi menemanimu.
Pejamkanlah matamu,maka
rasakanlah ketika itu
cintaku mulai menyapamu
dengan kehangatan…..
Dan ketika mentari mulai
menghangatkan mu dengan
sinarnya,maka rasakanlah
udara pagi yang sejuk itu.
Ketika itu akan ku sentuh
dirimu dengan kelembutan
kasih sayangku…..
Jika aku pergi nanti.
Antarlah aku dengan semua
cintamu, antarlah aku
dengan semua kasihmu.
Kenanglah semua apa yang
pernah kita lalui, baik
itu kenangan yang indah
maupun pahit. Kerena dari
sanalah kita belajar banyak
hal…..
Aku bukanlah wanita yang
seindah bunga mawar, aku
juga bukan wanita yang
mampu memberimu wangi,
seperti bunga melati. Tapi
aku hanya wanita biasa,
ibarat bougenfil,
keindahanya tak seberapa
dengan mawar merah,
wanginyapun tak ada di
bandingkan dengan wanginya
melati.
Tapi aku mampu
merawatnya.. bougenfil yang
keindahanya hanya seperti
itu saja, yang tak
mempunyai bau harum..namun
jika di rawat memiliki
nilai jual yang tinggi….
Ketika aku memutuskan untuk
bersamamu…aku berharap kau
mampu merawatku..agar aku
tak di pandang sebelah
mata..dan berharga di
depan matamu…..
Trimakasih sayangku…kau
telah memberi warna dalam
kehidupanku selama ini….

SEJARAH DESA PANGRUMASAN



Pangrumasan adalah suatu Daerah yang terletak di sebelah selatan dari Kota Garut, adapun Nama Pangrumasan di ambil dari dua suku kata yaitu Pangru kata tersebut diambil dari nama sungai yang bernama Cipangru ada di Pangrumasan kemudian kata Masan yang mempunyai makna keemasan.
Orang-Orang terdahulu yang menghuni Daerah ini meramalkan dan memprediksikan bahwa Pangrumasan kelak kedepannya akan menjadi daerah yang mak,mur dan sejahtera, sesuai dengan nama yang disebutdengan Pangrumasan, dan merupakan persinggahan bagi cucunya kedepan.
Pemuka awal Daerah Pangrumasan  dikelola oleh Desa Singajaya artinya bahwa wilayah Pangrumasan dibawah Pemerintahan Desa Singajaya yang di pimpin oleh Lurah Bintang Singajaya.
Diceritakan sekitar tahun 1891 sampai tahun1901Pangrumasn dibentuk suatu kepunduhan yang dipercayakan sebagai sesepuhnya untuk memimpin wilayah iniadalah Bapak Marjaim beliau juga disebut dengan penghubung pemerintah.
Kebudayaan Masyarakat Pangrumasan yang ada sejak dulu diantaranya: Tradisi ngaruat Lembur, Tradisi ziarah, Tradisi Hajat Tujuh Bulan, dan lain-lain sehingga Pangrumasan bisa disebut kaya dengan budaya dan bertumpu kepada nama yang berarti keemasan, yang telah diwariskan leluhurnya untuk dilanjutkan untuk masa yang akan datang.
Selama lebih kurang 3 tahun yaitu tahun 1905 Daerah Pangrumasan direncanakan akan dibentuk sebuah Desa, dan pada waktu itu dibentuklah sebuah Panitia Pemilihan Kepala Desa untuk menentukan siapa Kepala Desa yang akan menajabat di Pangrumasan, setelah mengadakan pemilihan maka terpilihlah Bapak Marjaim sebagai Kepala Desa Pangrumasan yang awalnya beliau hanya sebagai kepala Dusun di Pangumasan, dan Bapak Ewo Sastradireja sebagai sekdesnya. Sejak itulah yang awalny Pangrumasan yang awalnya sebuah kedusunan , menjadi sebuah Desa.
Selama kepemimpinan Bapak Marjaim banyak kemajuan yang bisa dirasakan oleh pendududk Desa Pangrumasan, diantaranya dibidang Ekonomi,beliau beserta Masyarakat membangun soslokan Cikurutuguntuk mengairi sawah-sawah yang ada di Desa Pangrumasan.

Sekitar tahun 1970 Bapak Marjaim jatuh sakit sehingga pembangunan dan kemajuan Desa Pangrumasan menjadi lumpuh, untuk mengatasi hal tersebut  maka tapuk kepemimpinan Kepala Desa Pangrumasan di ganti oleh Bapak Ewo Sasatradireja ,sejak itulah Desa Pangrumasan semakin lebih maju, beliau sangat menekankan dalam pertanian palawija dan sawah, selain itu beliau membangun jembatan-jembatan di Desa Pangrumasan diantaranya jembatan cibaluk,jembatan cisarua, jembatan cipangru, jembatan citengah selain itu beliau membangun Kantor Kepala Desa, dan membangun solokan Cibaluk.
Tahun demi tahun Desa Pangrumasan semakin maju dan kepemimpinan silih berganti sehingga saat ini yang disebut masa repormasi Pembangunan-Pembangunan yang telah dibuat dan direncanakan. Adapun untuk mengetahui sejarah Pemerintah Desa Pangrumasan dari awal berdirinya sebuah Desa sampai sekarang bisa dilihat pada tabel dibawah ini

SEJARAH DESA PANGRUMASAN



Konon menurut sepuh dahulu diperkirakan pada tahun 1801 m/ + 208 tahun yang lalu Desa Pangrumasan masih bahagian dari Desa. Dan pada zaman penjajahan Belanda diperkirakan tahun 1825 m salah seorang pejuang sekaligus penyebar agama islam dan konon beliau masih menjabat sebagai Kuwu Linggajati yang bernama Pangeran Linggakusuma Yuda, dan pada waktu itu Pangeran Linggakusuma Yuda sedang beristirahat/ linggih beberapa waktu lamanya ditempat tersebut yang kini menjadi makam beliau dan memberikan mandat agar tempat ini (red. Yang didiami beliau pada waktu itu) terpisah dengan Desa Linggajati dan beliaupun meninggal kemudian makamnya sampai sekarang masih ada dan merupakan makam keramat yang selalu dikunjungi tamu-tamu dari luar untuk berjiarah.
Letak makam tersebut berada diwilayah Dusun Manis Rt. 02/01 Desa Linggasana + 44 tahun setelah meninggalnya Pangeran Linggakusuma Yuda, rakyat pada waktu itu ingin mewujudkan cita-cita dan amanat Pangeran Linggakusuma Yuda yakni memisahkan diri dari Desa Linggajati + tahun 1845 mencari pigur seorang pemimpin yang kemudian jatuh pilihannya kepada Kuwu Alas, sekaligus meresmikan nama yang diilhami dari nama Pangeran Linggakusuma yuda dan batu Lingga yang terletak di gunung Ciremai, jadilah nama Desa Linggasana yang artinya Lingga berarti tempat, sana bisa berarti kedudukan/ peristirahatan, arti secara harpiahnya Linggasana yakni Tempat Peristirahatannya Pangeran Linggakusuma Yuda.